Saat menulis blog ini, sebenarnya jam sudah
menunjukkan hampir pukul 23.00 WIB tanggal 31 Desember 2018. Nah lho.. buat apa
nulis resolusi lagi tahun yang sudah lewat? Jawabannya, buat menuh-menuhin blog
aja he.. he.. wkwkwk..
Ya, seharusnya menulis resolusi kan awal tahun,
jadi semacam target yang harus diraih. Ini malah sebaliknya, nulis resolusi di
akhir tahun. Jadi lebih tepatnya adalah catatan atas resolusi 2018 yang tidak
pernah terpikirkan di awal tahun. 😊
Hari ini, mulai dini hari tadi, bapak mertua
terpaksa menginap di Rumah Sakit Kristen Mojowarno, Jombang karena sakit beliau
panas demam yang tak kunjung turun. Karena kekhawatiran akan adanya potensi
sakit yang lebih parah, maka kakak ipar membawanya ke unit gawat darurat dan
langsung dirujuk untuk rawat inap.
Hingga saya menulis blog ini, belum diketahui
jenis penyakitnya. Gejala yang dialami adalah tekanan darah tinggi dan
trombosit yang rendah. OK, kiranya Tuhan Yesus memberikan pemulihan. Amin
Kembali ke bahasan resolusi 2018. Memang tahun
2018 ini tidak ada rencana khusus yang mau diraih. Secara rohani, memang saya
tidak pernah menggumulkan kehendak Tuhan atas kehidupan pribadi. Mungkin hal
inilah yang membuat kurang matangnya perencanaan. Tuhan, ampuni saya.
Well. Semoga di tahun 2019 nanti, saya dapat
melibatkan Tuhan lebih lagi bagi kehidupan rohani, keluarga, pekerjaan dan
pelayanan.
Cerita mengenai pekerjaan, tahun 2018 ini
sempat berharap ada perbaikan sama seperti sekitar 8 tahun yang lalu. Kala itu,
sangat berharap promosi dan merasa bahwa saya ada orang yang tepat. Eh..
ternyata harapan itu meleset. Tuhan seolah-olah menjawab “tidak”atas doa dan
harapan tersebut. Namun selang 1 tahun, Tuhan memberikan yang terbaik dengan
promosi melebihi harapan. Awalnya diharapkan hanya promosi 1 jenjang, ternyata
Tuhan memberikan promosi 2 jenjang dengan menunggu dulu 1 tahun. Rencana Tuhan
memang sungguh luar biasa.
Nah, untuk tahun 2018 ini, harapan promosi juga
ada, namun Tuhan belum memberikan.
Setelah direnungkan kembali, ternyata promosi
itu belum tentu suatu hal yang spektakuler. Promosi berarti tugas baru,
tanggung jawab baru yang lebih besar. Mungkinkah saya dapat menanggungnya?
Pernah suatu kali saya menjadi pengganti sementara pada promosi yang
diharapkan, wuih.. ternyata berat sekali tugasnya. Akhirnya dapat disimpulkan,
nggak usah berharap promosi. Nikmati saja tugas saat ini dan tetap memberikan
karya terbaik.
Karena kondisi itu, harapannya kini berganti.
Pindah unit. Itu saja. Semoga tahun 2019 nanti bisa dapat suasana kerja yang
baru ya. Semoga. Kiranya Tuhan memberkati recana saya dengan tetap mengingat
bahwa Tuhanlah yang Empu-nya kehendak. Kita sebagai umatNya, berserah penuh
pada ketetapan Tuhan. Saatnya di tahun 2019 nanti memohon petunjuk pada Tuhan mengenai
rencana-Nya dalam hidup saya.
Tentang pelayanan di gereja, sejak awal
Desember 2018, Tuhan menempatkan saya dalam Komisi Multimedia. Dunia baru bagi
saya karena harus menjadi bendahara dengan tugas-tugas yang tidak ringan. Mulai
banyak pergumulan di sana-sini dan hal-hal baru yang harus diperhatikan agar
tidak terjadi kesalahan baik secara teknis maupun mengelola organisasi
tersebut. Lebih lanjut mengenai pelayanan ini, saya tulis di kesempatan yang
lain.
Bagaimana dengan keluarga? Puji syukur pada
Tuhan. Kedua anak kami sehat dan dapat tetap bersekolah dengan baik. Pergumulan
kami hanya pada lokasi kerja istri yang per Januari 2019 nanti akan berpindah
ke arah Jakarta Utara. Berangkat musti lebih pagi, mungkin jam 5 sudah harus
berangkat dari rumah. Entah moda transportasi apa yang akan digunakan nanti.
Tetap semangat ya, istriku.
Anakku yang pertama sudah kelas 4 SD, sedangkan
yang kecil masih di kelas TK A. Mereka tumbuh dengan sehat, apalagi yang besar
makannya banyak. Kadangkala lebih banyak dari papa-nya (he.. he.. mungkin
karena masa pertumbuhan ya).
OK, sementara itu saja yang bisa ditulis kali
ini. Selamat tinggal tahun 2018, dan Selamat menjelang Tahun Baru 2019. Tuhan
Yesus memberkati kita semua.